Sebagai orang Minang saya pun terkaget2. Hehe. Dengan sedikit pendekatan antropologis, saya coba buktikan. Rupanya betul, setidaknya ini terlihat dari destar nya Bapa Tua yg unik Minang, mirip2 destarnya Datuk. Juga ada gong yg digantung sbg benda adat di rumah gendang, dan tanduk kerbau di ujung atap rumah gendang. Ini rumah adat nya orang Manggarai. Setiap beo (kampung) punya banyak rumah adat ini. Satu rumah adat ada satu Tua Golo atau Tua Gendang.
Meskipun ga boleh diperlihatkan ke umum, bapa Tua cerita bahwa mereka
masih simpan benda2 pusaka yg asli Minang yaitu keris Minang yg khas,
carano, kotak tempat simpan sirih pinang, dll. Beberapa kata yg mirip2
bahasa Minang masih bisa dijumpai disini.
Namun, masih banyak pertanyaan: kapan leluhur Minang ini ke Flores? Saya duga sebelum Islam masuk ke Sumbar.
Gelombang berikutnya adalah para perantau warung Pandang, utamanya dari Toboh dan Pungguang Kasiak (Piaman Laweh), yg saat ini warungnya di Kota Ruteng saja ada puluhan. Para perantau ini mulai tahuan 1980 an atau bahkan sebelumnya. Salut utk para pejuang2 ekonomi kuliner nusantara ini.
Jadi, ....... "Bapa Lambardus kita bersaudara rupanya". Torang samua basaudara. Dirgahayu Indonesia tercinta yg ke 74.
*****
Namun, masih banyak pertanyaan: kapan leluhur Minang ini ke Flores? Saya duga sebelum Islam masuk ke Sumbar.
Gelombang berikutnya adalah para perantau warung Pandang, utamanya dari Toboh dan Pungguang Kasiak (Piaman Laweh), yg saat ini warungnya di Kota Ruteng saja ada puluhan. Para perantau ini mulai tahuan 1980 an atau bahkan sebelumnya. Salut utk para pejuang2 ekonomi kuliner nusantara ini.
Jadi, ....... "Bapa Lambardus kita bersaudara rupanya". Torang samua basaudara. Dirgahayu Indonesia tercinta yg ke 74.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar